Rabu, 25 April 2018

Bimbingan dan Konseling


SEJARAH DAN LATAR BELAKANG BIMBINGAN KONSELING, TUJUAN, FUNGSI DAN SIFAT BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH








Dosen Pengampu: Fitria Ulfa, M.Pd.I

Disusun Oleh: Kelompok I
Semester VI PAI.B
1.      Darul Nadwan (2015.01.017)
2.      Khusnul Malinda (2015.01.059)
3.      Nur Azizah (2015.01.059)




SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH
INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN
TAHUN AKADEMIK 2017-2018



Segala puji bagi Allah yang telah memuliakan umat islam dengan menurunkan al-Qur'an dan menjadikannya sebagai sumber hukum, nasihat, petunjuk, obat dan rahmat. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan pada Rasulullah SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan siapa saja yang mengikuti jejak-jejak mereka hingga akhir zaman.
Dengan pertolongan Allah, maka makalah Bimbingan Konseling ini dapat di selesaikan. Dalam makalah ini, pembahasannya tidak terlalu panjang lebar dalam membahas sesuatu topik, namun pembahasannya cukup singkat dan padat. Demikianlah makalah ini kami buat, dan kami menyadari masih banyak kekurangan didalam penulisan makalah ini. Demi kebenaran makalah ini kami memohon saran kepada mahasiswa mahasiswi dan khususnya kepada dosen (Bimbingan Konseling). Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.



Indralaya, 09 Maret 2018
Penyusun


Kelompok I






Bimbingan dan konseling atau “guidance and counseling” merupakan salah satu program pendidikan yang diarahkan kepada usaha pembaruan pendidikan nasional. Jika dilihat arti dan tujuan bimbingan dan konseling secara mendalam, maka jelas urgensi bimbingan dan konseling sangat besar bagi usaha pemantapan arah hidup generasi muda dalam bidang yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental dalam masyarakat. Melalui program bimbingan dan konseling berarti pula perkembangan jiwa anak bimbing harus diarahkan kepada kemampuan mental spiritual yang lebih tinggi, dan lebih baik. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang Sejarah Dan Latar Belakang Bimbingan Konseling, Tujuan, Fungsi Dan Sifat Bimbingan Konseling Di Sekolah

1.      Bagaimana sejarah Bimbingan Konseling?
2.      Apa yang melatar belakangi Bimbingan Konseling?
3.      Apa saja tujuan, fungsi dan sifat Bimbingan Konseling di Sekolah?

1.      Untuk mengetahui sejarah Bimbingan Konseling.
2.      Untuk mengetahui latar belakang Bimbingan Konseling.
3.      Untuk mengetahui tujuan, fungsi, dan sifat Bimbingan Konseling di Sekolah.


BAB II

PEMBAHASAN


1.      Perkembangan Bimbingan Konseling Umumnya
Program bimbingan dimulai pada permulaan abad ke 20 di Amerika, yang ditandai dengan didirikannya suatu “Vocation Bureau” tahun 1908 oleh Frank Person, tokoh yang memperkenalkan bimbingan pertama sekali, sehingga mendapat julukan “The Father of Guidance”[1]. Melalui biro tersebut Frank Person menekankan pentingnya setiap individu diberikan pertolongan agar mereka dapat mengenal dan memahami berbagai kesulitan dan kelemahan yang ada pada dirinya dengan tujuan agar dapat dipergunakan secara intelegan dalam memilih pekerjaan yang tepat bagi dirinya.
Menurut Athur E. Traxler and Robert D. North, dalam bukunya yang berjudul: “Techniques og Guidance”, terdapat beberapa kejadian penting yang mewarnai sejarah bimbingan, diantaranya:
a.       Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, timbullah suatu gerakan kemanusiaan yang menitik beratkan pada kesejahteraan manusia dan kondisi sosialnya. Gerakan ini membantu Vocational Bureau Person dalam bidang keuangan agar dapat menolong anak-anak muda yang tidak dapat bekerja dengan baik.
b.      Agama. Pada rohaniawan berpandangan bahwa dunia adalah dimana ada pertententangan yang secara terus menerus antara baik dan buruk. Oleh karena itu bantun sekolah untuk menyiapkan anak muda agar siap atau mampu hidup yang lebih baik sangat diperlukan bantuan dari sekolah. Dengan adanya gerakan atau aliran ini mendorong tumbuhnya gerakan bimbingan disekolah.
c.       Aliran kesehatan mental (mental hygiene). Timbul dengan tujuan perlakuan secara manusiawi terhadap penderita penyakit jiwa dan perhatian terhadap berbagai gejala, tingkat penyakit jiwa, pengobatan, dan cara pencegahannya. Hal ini disebabkan karena adanya suatu kesadaran bahwa penyakit ini bisa diobati apabila ditemukan pada tingkat yang lebih dini. Gerakan ini mendorong para pendidik untuk lebih peka terhadap masalah-masalah gangguan kejiwaan, rasa tidak aman, dan kehilangan identitas diantara anak-anak muda.
d.      Perubahan dalam masyarakat. Akibat dari perang dunia I dan II, pengangguran, depresi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, wajib belajar dan lain-lainnya, mendorong beribu-ribu anak untuk masuk sekolah, tanpa mengetahui untuk apa mereka bersekolah. Perubahan masyarakat semacam ini mendorong para pendidik untuk memperbaiki setiap anak sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya gar mereka dapat menyelesaikan pendidikannya dengan berhasil.
e.       Gerakan mengenal siswa secara individu. Gerakan ini erat sekali kaitannya dengan gerakan tes pengukuran. Bimbingan diadakan disekolah disebabkan tugas sekolah untuk mengenal atau memahami siswa-siswanya secara individual. Oleh karena sulitnya mengenal atau memahami siswa secara individual atau pribadi, maka diciptakan berbagai teknik dan instrumen, diantaranya psikologis dan pengukuran.
2.      Perkembangan Bimbingan Konseling di Indonesia
Ditinjau dari segi historis perkembangan ilmu bimbingan dan konseling di Indonesia, sebenarnya istilah bimbingan dan konseling pada awalnya dikenal dengan istilah bimbingan dan penyuluhan yang merupakan terjemahan dari istilah guidance and counseling. Penggunaan istilah bimbingan dan penyuluhan sebagai terjemahan dari guidance and counseling ini dicetuskan oleh Tatang Mahmud, M.A., seorang pejabat Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia pada tahun 1953. Karena usaha  Tatang Mahmud untuk mencarikan terjemahan istilah guidance and counseling ini dengan istilah bimbingan dan penyuluhan pada saat itu tidak ada yang membantahnya, maka sejak saat itu populerlah istilah bimbingan dan penyuluhan sebagai terjemahan istilah guidance and counseling.[2]
Gerakan bimbingan dan konseling dimulai sejak tahun 1960 dengan adanya konferensi IKIP seluruh Indonesia di Malang yang memutuskan bahwa bimbingan dan konseling dimasukkan dalam kurikulum IKIP (Institut Keguruan Ilmu Pendidikan). Kemudian disusul dengan lahirnya kurikulum SMA Gaya Baru 1964, dengan keharusan pelaksanaan bimbingan dan konseling (bimbingan dan penyuluhan) kondisi ini memberikan tantangan untuk mulai merintis pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling yang berprogram dan terorganisasi dengan baik[3]

Pelaksanaan bimbingan dan konseling disekolah dapat ditinjau dari latar belakang permasalahan individu masing-masing, baik berhubungan dengan masalah pribadi maupun lingkungan. Dengan mengetahui latar belakang siswa, pembimbing akan mudah mencari datanya dan mengetahui permasalahannya. Adapun latar belakang dilaksanakannya bimbingan dan konseling dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu:
1.      Latar Belakang Social-Cultural
Era globalisasi dan informasi sekarang ini banyak menimbulkan perubahan-perubahan dan pembaharuan dalam berbagai bidang kehidupan, baik dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, pemerintahan, pola pikir manusia maupun dalam bidang pendidikan. Perubahan-perubahan tersebut berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Perubahan itu dapat menimbulkan berbagai macam tantangan dan kesukaran, baik yang bersifat ringan, agak berat, sesuai dengan penilaian seseorang terhadap masalah yang dihadapinya.
2.      Latar Belakang Peadogogis
Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah, pendidikan diartikan sebagai suatu usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian yang berlangsung disekolah maupun diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Sedangkan tujuan pendidikan sebagaimana dikemukakan dalam GBHN adalah “untuk menguatkan kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, disiplin, ber-etos kerja, professional, bertanggung jawab, produktif, sehat jasmani dan rohani”. Dari pengertian dan tujuan inti dari pendidikan adalah perkembangan kepribadian secara optimal dari setiap siswa sebagai pribadi. Dengan demikian setiap proses pendidikan diarahkan agar tercapainya pribadi-pribadi yang berkembang optimal dengan potensi masing-masing.
3.      Latar Belakang Psikologis
Secara terperinci latar belakang pelaksanaan bimbingan konseling disekolah dari sisi psikologis dapat ditinjau dari beberapa hal, yaitu:
a.       Masalah perkembangan individu.
b.      Masalah perbedaan individu,
c.       Masalah kebutuhan individu.
d.      Masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku.
e.       Masalah belajar[4]





1.      Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Dewa Ketut Sukardi membagi tujuan bimbingan konseling disekolah kedalam dua kategori, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
a.       Tujuan Umum
         Tujuan umum pelayanan bimbingan konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan, sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) tahun 2003 (UU No.20/2003), yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman yang bertqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Secara umum dan luas, program bimbingan dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut[5]:
-          Membantu individu dalam mencapai kebahagiaan hidup pribadi.
-          Membantu individu dalam mencapai kehidupan yang efektif dan produktif dalam masyarakat.
-          Membantu individu dalam mencapai hidup bersama dengan individu-individu yang lain.
-          Membantu individu dalam mencapai harmoni antara cita-cita dan kemampuan yang dimilikinya.
b.      Tujuan Khusus
        Dalam kurikulum SMA tahun 1975, sebagaimana yang dikutip oleh Soecipto dan Raflis Kosasi, dinyatakan bahwa tujuan bimbingan konseling disekolah adalah untuk mambantu siswa:
-          Mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehingga memperoleh prestasi belajar yang tinggi.
-          Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan dalam hubungan sosial.
-          Mengatsi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani
-          Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi
-          Mengatsi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan jenius pekerjaan setelah mereka tamat
-          Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah sosial-emosional disekolah yang bersumber dari sikap murid yang bersangkutan terhadap dirinya sendiri, terhadap lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan yang lebih luas.[6]

2.      Fungsi Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah
Fungsi bimbingan dan konseling adalah:
a.       Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya(pendidik, pekerjaan, dan norma gama).
b.      Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senatiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli.
c.       Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, memfasilitasi perkembangan konseli.
d.      Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseli yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan uoaya pemberian bantuan keapada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar maupun maupun karir[7].
e.       Fungsi Penyaluran, dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya didalam maupun diluar lembaga pendidikan.
f.       Fungsi Adaptasi, yaitu membantu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah/madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kebutuhan dan kemampuan konseli.
g.      Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan kondusif.
h.      Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan, dan bertindak (berkehendak).
i.        Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, secara selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
j.        Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dari dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.[8]


3.      Sifat Bimbingan dan Konseling Di Sekolah
Istilah sifat bimbingan dan konseling menunjukkan pada tujuan yang ingin dicapai dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Beberapa sifat bimbingan dan konseling di sekolah adalah sebagai berikut:
a.       Bimbingan Preventif atau bimbingan pencegahan
Bimbingan dan konseling disekolah dikatakan bersifat preventif pada tujuan utamanya adalah membekali peserta didik agar lebih siap mengahadapi tantangan-tantangan dimasa yang akan datang dan datang dicegah timbulnya masalah yang serius kelak kemudian hari.
b.      Bimbingan Korektif atau bimbingan penyembuhan
Bimbingan dan konseling di sekolah dikatakan bersifat korektif apabila tujuan utamanya adalah membantu peserta didik dalam mengoreksi perkembangan yang mengalami salah jalur.
c.       Bimbingan Perseveratif atau Bimbingan developmental
Bimbingan dan konseling disekolah dikatakan bersifat perseveratif atau developmental apabila tujuan utamanya adalah mendampingi peserta didik supaya perkembangannya berlangsung seoptimal mungkin.
d.      Orientasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Layanan bimbingan dan konseling disekolah perlu memiliki orientasi tertentu. Orientasi yang dimaksudkan adalah “pusat perhatian” atau “titik berat pandangan”. Berdasarkan pengertian, tujuan, dan fungsi bimbingan konseling terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan dan konseling hendaknya menekankan pada: (1) orientasi individu, (2) orientasi perkembangan siswa, (3) orientasi permasalahan yang dihadapi siswa.[9]  

1.      Program bimbingan dimulai pada permulaan abad ke 20 di Amerika, yang ditandai dengan didirikannya suatu “Vocation Bureau” tahun 1908 oleh Frank Person, tokoh yang memperkenalkan bimbingan pertama sekali, sehingga mendapat julukan “The Father of Guidance
2.      Adapun latar belakang dilaksanakannya bimbingan dan konseling dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu: Latar Belakang Social-Cultural, Latar Belakang Peadogogis, Latar Belakang Psikologis.
3.      Dewa Ketut Sukardi membagi tujuan bimbingan konseling disekolah kedalam dua kategori, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus
4.      Fungsi bimbingan dan konseling adalah: Fungsi Pemahaman, Fungsi Preventif, Fungsi pengembangan, Fungsi Penyembuhan, Fungsi Penyaluran, Fungsi Adaptasi, Fungsi Penyesuaian, Fungsi Perbaikan, dan Fungsi Pemeliharaan.
5.      Sifat bimbingan konseling adalah sebagai berikut: Bimbingan Preventif, Bimbingan Korektif, Bimbingan Perseveratif dan Orientasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

Demikianlah makalah ini kami buat, dan kami menyadari masih banyak kekurangan didalam penulisan makalah ini. Demi kebenaran makalah ini kami memohon saran kepada mahasiswa mahasiswi dan khususnya kepada dosen (Bimbingan Konseling). Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

6.       

Amin, Samsul Munir. 2010. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Sinar Grafika Offset.
Farid, Mohammad dan Daryanto. 2015. Bimbingan Konseling Panduan Guru BK dan Guru Umum. Yogyakarta: Gava Media.
Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Suryana, Ermis. 2012. Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Palembang: Noer Fikri Offset.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada



[1]Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (jakarta: rineka cipta, 2000), h.2
[2]Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, Cet Ke-1 (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2010), h.34
[3]Ermis Suryana, Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Palembang: Noer Fikri Offset, 2012), h.29
[4]Ibid., h.30-36
[5]Samsul Munir Amin, 2010, Bimbingan.... Op-Cit., h.38-39
[6]Ermis Suryana, 2010, Bimbingan..... Op-Cit, h. 41
[7]Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h.39-47
[8]Daryanto dan Mohammad Farid, Bimbingan Konseling Panduan Guru BK dan Guru Umum, (Yogyakarta:GAVA MEDIA, 2015), h. 38
[9]Ibid,.. h.49

Tidak ada komentar:

Posting Komentar